Disampingmemiliki keunggulan, tes objektif juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan antara lain: Kebanyakan tes objektif hanya bisa mengukur proses berpikir rendah. Walaupun tujuan pembelajaran yang akan diukur sesungguhnya lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman.
100% found this document useful 2 votes4K views8 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 2 votes4K views8 pagesKeunggulan Dan Kelemahan TesJump to Page You are on page 1of 8 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 7 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Sukardiskor secara benar-benar objektif, walaupun itu tes yang dikualifikasi sebagai tes uraian objektif sekalipun. 2. Membutuhkan waktu yang lama untuk menjawab satu pertanyaan. 3. Jumlah pokok bahasansub pokok bahasan yang dapat diambil sebagai sumber pertanyaan sangat terbatas. 4. Salah satu konsep Psikologi yang paling dikenal oleh masyarakat pada umumnya mungkin adalah tes kepribadian. Pasalnya, itulah yang dikenal orang-orang ketika ingin berpartisipasi dalam proses-proses penting dalam hidupnya. Dari masuk SMA, kuliah, mencari kerja, masuk organisasi, bahkan ketika ingin menikah! Tujuannya baik, dan kebanyakan ingin menguji kecocokan pola pikir dan emosional individu dengan tujuan tertentu. Namun, tahukah kamu kalau tes kepribadian memiliki banyak tipe? Tidak melulu hanya tes melengkapi gambar dalam 8 kotak. Berbeda tes, berbeda pula tujuannya. Berbeda pula kelebihan dan kekurangannya. Artikel kali ini akan menjelaskan beberapa diantaranya agar kamu lebih mengenal tes-tes kepribadian ini. Yuk, simak! Itulah beberapa tes kepribadian yang cukup populer di kalangan praktisi Psikologi maupun non-Psikologi. Setiap tes tidak bersifat universal, dan umumnya cocok untuk mengukur hal yang spesifik saja. Kelebihannya memang bisa membantu orang lain dan individu sendiri untuk lebih mengenal dirinya, terutama aspek yang tersembunyi dan tidak disadari. Sehingga, memudahkan pendekatan untuk permasalahan dan pengembangan diri. Di lain sisi, disarankan untuk tidak secara absolut merasa tes kepribadian mampu merepresentasikan diri kamu secara akurat. Tes bersifat prediktif, artinya hanya bisa memprediksi dengan tingkat akurasi tertentu tidak 100%. Apalagi bila tes tersebut disalahgunakan tanpa supervisi Psikolog ketika mengadministrasikan atau mendiagnosanya. Jangan percaya juga dengan berbagai buku sejenis “lulus psikotes/tes kepribadian masuk perusahaan/menjadi PNS”. Karena, logikanya adalah, kepribadian bukan ujian kecerdasan dan keterampilan. Tidak ada yang benar dan salah. Sehingga, tidak ada jalan pintas. Banyak tipe kepribadian yang modern sudah dilengkapi kemampuan mendeteksi inkonsistensi dan percobaan pemalsuan. Terakhir, prioritaskan dirimu pada pengalaman, kemampuan, dan intelegensi ketika mencari kerja yang lebih penting untuk kehidupan pekerjaan, kampus, dan keluarga. Justru cara mengetahui kepribadian pola pikir, interaksi, dan berperilaku secara sadar maupun tidak diri sendiri ataupun orang lain secara akurat dan cara menghadapinya butuh waktu. Waktu untuk berinteraksi, mengobservasi, dan yang paling penting, memahami–baik itu terjadi di ruangan psikolog maupun di sebuah kafe yang santai.

Sebagaimanajenis tes lain, tes tindakanpun mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tes tindakan adalah (1) satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar dalam bidang keterampilan (2) sangat baik digunakan untuk mencocokkan antara pengetauhan teri dan keterampilan praktik (3) dalam pemggunaannya tidak mungkin

4. Tes Objektif Objective Test a. Pengertian Tes Objektif Tes objektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu atau lebih diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing item atau dengan menuliskan jawabannya berupa kata- kata atau simbol tertentu pada tempat yang telah disediakan untuk masing- masing butir item yang bersangkutan. Anas sudjiono, 1995 106. Menurut Suke Silverius 1991 54 yang dimaksud dengan tes objektiftes pilihan adalah tes yang jawaban pertanyaannya dipilih dari kemungkinan- kemungkinan jawaban yang telah disediakan. b. Kebaikan dan Kelemahan tes Objektif Suharsimi Arikunto 2001 164-165 mengemukakan beberapa kebaikan dan kelemahan tes objektif. Kebaikan-kebaikannnya 1. Mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya lebih representatif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangannya unsur-unsur subjektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang memeriksa. 2. Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi. 3. Pemeriksaannya dapat diserahkan orang lain. 4. Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi. Kelemahan-kelemahannya 1. Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit dari pada tes esai karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain. 2. Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi. 3. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan. 4. “Kerja sama” antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka. Sedangkan menurut Suke Silverius 1991 67-69 tes objektif juga memiliki kebaikan dan kelemahan. Kebaikannya 1. Dapat digunakan untuk mengukur semua jenjang kemampuan berpikir dalam ranah kognitif. 2. Memperkecil kemungkinan menebak benar kunci jawaban. 3. Dapat dibuat menjadi banyak ragamvariasi bentuk. 4. Jawabannya tidak harus mutlak benar, tetapi dapat berupa jawaban yang paling benar, atau dapat pula mengandung beberapa jawaban yang semuanya benar. 5. Dapat digunakan pada semua jenjang sekolah dan kelas. 6. Dapat diskor dengan sangat objektif. 7. Dapat diskor dengan mudah dan cepat. 8. Ruang lingkup bahan yang ditanyakan sangat luas. Kelemahannya 1. Pokok soal tidak cukup jelas sehingga terdapat kemungkinan ada lebih dari satu jawaban yang benar. 2. Kadang-kadang jawaban soal dapat diketahui siswa meskipun belum diajarkan karena adanya petunjuk jawaban yang benar, atau karena butir soal itu mengukur sikap dan bukan mengukur pengetahuan. 3. Sampai suatu tingkat tertentu, keberhasilan atas suatu jawaban dapat diperoleh melalui tebakan. 4. Sulit membuat pengecoh distractor yang berfungsi, yakni yang mempunyai peluang cukup besar untuk dipilih oleh siswa. 5. Membutuhkan waktu yang lama untuk menulis soal-soalnya. 6. Siswa cenderung mengembangkan cara belajar terpisah-pisah menurut bunyi tiap soal. Dewasa ini tes objektif lebih sering digunakan untuk mengukur evaluasi belajar akhir tingkat nasional seperti Ujian Akhir Nasional UAN, ujian masuk Perguruan Tinggi, dll. David Nicol 2007 55 dalam penelitiannya menyatakan Multiple-choice questions are being increasingly used in higher education as a means of supplementing or even replacing current assessment practices. The growth in this method of assessment has been driven by wider changes in the higher education environment such as the growing numbers of students, reduced resources, modularisation and the increased availability of computer networks. Arti pernyataan tersebut kurang lebih adalah bahwa Pertanyaan pilihan ganda akan semakin digunakan dalam pendidikan yang lebih tinggi sebagai alat penilaian saat ini atau bahkan menggantikan penilaian praktek. Pertumbuhan dalam metode penilaian ini telah didorong oleh perubahan yang lebih luas di lingkungan pendidikan yang lebih tinggi seperti pertumbuhan jumlah siswa, pengurangan sumber daya, pemakaian modul dan peningkatan ketersediaan jaringan komputer. c. Kaidah Penyusunan Tes Objektif
Kelebihantes tipe menjodohkan antara lain : 1) Baik untuk menguji hasil belajar yang berhubungan dengan pengetahuan istilah, definisi, peristiwa atau penanggalan. 2) Dapat menguji kemampuan menghubungkan dua hal, baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung. 3) Mudah dalam penyusunan sehingga guru dalam waktu yang tidak terlalu lama
Ilustrasi tesIni yakni goresan pena ke-3 saya mengenai evaluasi pembelajaran. Sebelum kita ke pembahasan mengenai keunggulan dan kelemahan tes objektif dan tes uraian, Mari kita bahas mengenai perbandingan antara tes objektif dan tes uraian berikut ini. style="displayblock; text-aligncenter;" data-ad-layout="in-article" data-ad-format="fluid" data-ad-client="ca-pub-6307354426047998" data-ad-slot="8535325794">Proses berpikir yang ingin diukur oleh tes objektif yakni semua jenjang proses berpikir Tetapi lebih sempurna dipakai untuk mengukur proses berpikir Ingatan, pemahaman, dan penerapan. Sedangkan proses berpikir yang ingin diukur oleh tes uraian yakni untuk mengukur proses berpikir analisis, sintesis, dan bahan yang ditanyakan pada tes objektif sanggup menanyakan banyak bahan dalam satu waktu ujian sampel bahan lebih banyak. Sedangkan cakupan bahan yang ditanyakan pada tes uraian hanya sanggup menanyakan sedikit bahan sampel bahan lebih sedikit.Waktu penyusunan tes objektif memerlukan waktu cukup lama. Sedangkan waktu penyusunan tes uraian relatif Pertanyaan pada tes objektif relatif sukar. Sedangkan penyusunan Pertanyaan pada tes uraian relatif lebih gampang bila dibandingkan dengan tes hasil tes objektif sanggup diolah dengan cepat. Sedangkan pengolahan hasil tes uraian adanya unsur subjektivitas dalam tes objektifSekarang mari kita bahas mengenai keunggulan tes objektif sempurna dipakai untuk mengukur proses berpikir rendah hingga dengan sedang. Bukannya tes objektif tidak sanggup dipakai untuk mengukur proses berpikir tingkat tinggi menyerupai analisis, evaluasi, dan kreasi tetapi untuk menulis future soal yang menyerupai itu memerlukan keterampilan memakai tes objektif mata semua atau sebagian besar bahan yang telah diajarkan sanggup ditanyakan ketika dengan memakai tes objektif maka derma skor pada setiap siswa sanggup dilakukan dengan cepat sempurna dan konsisten lantaran tanggapan yang benar untuk setiap butir soal sudah terang dan pasti. Kita juga sanggup memakai kemudahan komputer untuk memproses hasil ujian sehingga kecepatan, ketepatan, dan kekonsistenan nya sanggup lebih tes objektif khususnya pilihan ganda, akan memungkinkan untuk dilakukan analisis butir soal. Dari hasil analisis butir soal maka akan sanggup diperoleh gosip perihal karakteristik setiap butir soal menyerupai tingkat kesukaran, daya beda, efektivitas pengecoh, serta kesukaran butir soal sanggup dikendalikan. Dengan memakai tes objektif khususnya pilihan ganda maka kita sanggup mengendalikan tingkat kesukaran butir soal hanya dengan mengubah homogenitas alternatif yang diperoleh dari tes objektif lebih kaya. Jika tes objektif di konstruksi dengan baik maka kita akan memperoleh gosip yang banyak dari Respon yang diberikan oleh siswa. Setiap respon siswa terhadap setiap alternatif tanggapan akan memperlihatkan gosip kepada kita perihal penguasaan kognitif siswa terhadap bahan yang diujikan. Dengan demikian kita sanggup mengetahui kemampuan dan kelemahan tes objektifDisamping memiliki keunggulan, tes objektif juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan antara lainKebanyakan tes objektif hanya bisa mengukur proses berpikir rendah. Walaupun tujuan pembelajaran yang akan diukur sesungguhnya lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman. Hal ini semata-mata bukan lantaran tes objektif tidak sanggup dipakai untuk mengukur proses berpikir yang lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman Tetapi lebih disebabkan oleh penulis soal yang belum sanggup menulis tes objektif yang mengukur proses berpikir pertanyaan tes objektif yang baik lebih sukar daripada menciptakan pertanyaan tes uraian. Kesulitan dalam menciptakan tes objektif biasanya muncul di ketika menulis soal harus menciptakan alternatif tanggapan yang memenuhi syarat sebagai tes objektif yang baik, contohnya semua alternatif tanggapan harus homogen dan pengecoh menarik untuk dipilih. Oleh lantaran itu menciptakan tes obyektif yang baik memerlukan waktu yang anak sanggup terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan menerka. Jika tes objektif dibentuk dengan kurang baik Misalnya susunan Bahasanya kurang gampang dimengerti oleh anak, maka maksud butir soal tersebut akan sulit dipahami oleh siswa. Jika hal ini terjadi maka kesalahan siswa dalam menjawab butir soal sanggup terjadi bukan lantaran siswa tidak memahami bahan yang ditanyakan tetapi lantaran siswa mengalami kesukaran dalam memahami kalimat dalam butir soal. Disamping itu kemampuan siswa juga sanggup dipengaruhi lantaran adanya unsur tebakan. Hal ini akan terjadi apabila siswa merasa ragu atau kehabisan waktu untuk mengerjakan tidak sanggup mengorganisasikan idenya sendiri lantaran semua alternatif tanggapan untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh penulis soal. Dalam hal ini siswa hanya sanggup mengingat hidup orang lain yaitu itu penulis akan adanya kelemahan yang ada pada tes objektif Maka sebagai seorang guru kita harus berupaya untuk meminimalkan kelemahan tersebut. Berbagai upaya yang sanggup ditempuh untuk meminimalkan kelemahan tes objektif antara lain sebagai untuk mengatasi supaya butir soal yang ditulis tidak cenderung mengukur proses berpikir rendah caranya yakni menciptakan soal harus selalu berorientasi pada kisi-kisi soal. Tulislah butir soal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan untuk mengatasi lamanya waktu penulisan butir soal yakni dengan cara menguasai bahan yang baik dan latihan menciptakan soal yang terus-menerus maka Masalah ini tidak akan menjadi kendala lagi. Semua butir soal yang telah ditulis dan diujikan sebaiknya tidak dibuang tetapi terus dikumpulkan dalam suatu kumpulan butir untuk mengatasi supaya kemampuan siswa tidak terganggu oleh kemampuan membaca dan menerka, caranya yakni dengan menulis butir soal yang baik sesuai dengan kaidah penulisan butir soal objektif yang telah ditentukan. Sedangkan untuk mengatasi duduk perkara tebakan sanggup diatasi dengan memperbanyak jumlah alternatif tanggapan menjadi 4 atau 5. Dengan bertambahnya jumlah alternatif tanggapan maka kemungkinan menebak akan semakin tes objektif siswa tidak sanggup mengemukakan wangsit yang sendiri tetapi harus mengikuti wangsit orang lain dalam hal ini wangsit penulisan. Caranya yakni dengan memakai tes uraian dan objektif secara bergantian selama proses penilaian hasil tes uraianTepat dipakai untuk mengukur proses berpikir tinggi. Ini artinya kalau tujuan pembelajaran yakni mengajarkan proses berpikir tinggi maka untuk mengukurnya akan lebih sempurna bila memakai tes uraian. Tentu saja dengan aksesori pertimbangan bahwa jumlah siswa kita tidak terlalu banyak. Jika jumlah siswa kita terlalu banyak maka kita akan menghadapi kesulitan pada ketika menyidik hasil dipakai untuk mengukur hasil mencar ilmu yang kompleks yang tidak sanggup diukur dengan tes objektif. Dapatkah keterampilan menulis, kemampuan dalam menghasilkan, mengorganisasi dan mengekspresikan wangsit atau gagasan, serta kemampuan dalam menciptakan rancangan penelitian diukur dengan tes objektif? Inilah Salah satu keunggulan tes uraian yang tidak dimiliki oleh tes objektif. Jika kita memiliki tujuan pembelajaran yang menyerupai ini maka kita tidak sanggup mengukurnya dengan memakai tes objektif tetapi kita harus mengukurnya dengan memakai tes uraian walaupun jumlah siswanya yang dipakai untuk menulis satu set tes uraian untuk satu waktu ujian lebih cepat daripada waktu yang dipakai untuk menulis satu set tes gambar Sumber
Adapunkelemahan alat tes Binet: Aspek yang diukur dalam tes yang berbasis teori Binet itu terlalu umum. Tidak dapat mengukur kemampuan kreatif. Hanya ada satu skor IQ untuk menunjukkan kompleksitas fungsi kognitif. Terlalu menekankan pada tes verbal dan memori. Bahwa kecerdasan ditentukan secara lahir dan tidak dapat diubah, hasil penelitian
Dalam kegiatan belajar tentunya seorang guru pasti aka melakukan sebuah penilaian. Salah satu penilaian yang banyak dilakukan tentu adalah tes objektif atau pilihan ganda. Ada beberapa analisis terhadap bentuk tes objektif dalam pendidikan. Dalam ujian semisal Ujian Nasional dan UTBK pun masih menggunakan model objektif. Mengapa demikian?. Alasan utama sih pastinya praktis dalam hal koreksi. Tapi ada hal lain tentang kelebihan dan kekurangan tes objektif ini. Analisis secara teoritis adalah telaah soal yang difokuskan pada aspek materi, konstruksi, dan bahasa. Penelaahan kualitas soal bentuk obyektif pada aspek materi dimaksudkan untuk mengetahui apakah materi yang diujikan sudah sesuai dengan kompetensi atau hasil belajar yang ditetapkan, dan apakah materi soal sudah sesuai dengan tingkat atau jenjang kemampuan berpikir peserta tes, serta apakah kunci jawaban sudah sesuai dengan isi pokok soal. Telaah kualitas soal pada aspek konstruksi dimaksudkan untuk mengetahui teknik penulisan butir- butir soal sudah merujuk pada kaidah-kaidah penulisan soal yang baik. Pada aspek bahasa, telaah soal dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahasa yang digunakan cukup jelas dan mudah dimengerti, tidak menimbulkan multi interpretasi, serta sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa yang berlaku. Kelebihan dan kekurangan tes objektif Secara teoritis, kualitas soal tes bentuk objektif dapat ditelaah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut 1. Butir harus sesuai dengan indicator yang ditetapkan 2. Hanya ada satu jawaban yang benar 3. Pengecoh homogin, dan berfungsi Kelebihan tes bentuk obyektif• Lingkup materi yang diujikan luas sehingga dapat mewakili materi yang sudah diajarkan representatif• Tingkat validitas isi relatif tinggi• Proses koreksi dan penyekoran mudah dan obyektif• Tidak memungkinkan peserta tes untuk mengemukakan hal-hal yang tidak berkaitan dengan pertanyaan• Informasi hasil tes dapat lebih cepat• Tingkat reliabilitas tinggi• Memungkinkan penyelenggaraan tes bersama pada wilayah yang luas Kelemahan tes obyektif• Tidak mengembangkan daya nalar peserta tes• Peserta tes cenderung menjawab dengan jalan menerka• Memungkinkan terjadinya kecurangan, saling menyontek• Mengembangkan dan menyusun soal relatif sulit dan waktu lama• Membutuhkan waktu untuk membaca soal dan jawabannya sehinnga mengurangi waktu ujian Salah satu bentuk tes obyektif yaitu tes pilihan ganda. Tes pilihan ganda adalah bentuk tes yang jawabannya harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Pembuatan soal seperti ini lebih efisien dalam hal koreksi karena cepat.
DOWNLOADMAKALAH TENTANG TES OBJEKTIF ( Microsoft Power Point ) Makalah ini terdiri dari 21 halaman dengan berbagai sumber rujukan, yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai : 1. Pengertian tes objektif. 2. Kebaikan dan kelemahan tes objektif. 3. Tipe-tipe tes objektif. 4. Syarat-syarat dalam penyusunan tes objektif. 5. A. Kelemahan dan Kelebihan Tes Objektif Berikut adalah kelebihan dan kelemahan tes objektif menurut Arikunto 2009164-165. No. Kelebihan Kelemahan 1 Mengandung banyak segi positif, lebih representatif, dan objektif. Membutuhkan persiapan penyusunan soal yang sulit. 2 Pemeriksaan lebih mudah dan cepat. Soalnya cenderung mengungkapkan ingatan dan sukar mengukur proses mental. 3 Pemeriksaan dapat diserahkan pada orang lain. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan. 4 Tidak memiliki unsur subjektifitas dalam proses pemeriksaan. “Kerja sama” antarsiswa dalam mengerjakan tes lebih terbuka. B. Kelemahan dan Kelebihan Tes Subjektif/Esai Berikut adalah kelemahan dan kelebihan tes esai menurut Arikunto 2009163. No. Kelebihan Kelemahan 1 Mudah disiapkan dan disusun. Kadar validitas dan realibilitas rendah. 2 Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan. Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran. 3 Mendorong siswa untuk berani mengeluarkan pendapat serta menyusun dalam kalimat yang bagus. Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur subjektif. 4 Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasanya sendiri. Pemeriksaannya lebih sulit. 5 Dapat diketahui sejauh mana siswa Waktu untuk koreksi lama dan tidak C. Persamaan dan Perbedaan Tes Objektif dan Subjektif/Esai Persamaan tes objektif dan tes subjektif secara umum adalah sama-sama digunakan untuk menilai dan mengevaluasi hasil belajar. Sedangkan perbedaan objektif dan tes esai menurut Purwanto 201336 adalah sebagai berikut. Ditinjau dari Tes Objektif Tes Subjektif/Esai Taksonomi hasil yang diukur Baik untuk mengukur hasil belajar tingkat pengetahuan, komprehensi, aplikasi, dan analisis. Tidak cocok untuk tingkat sintesis dan evaluasi Tidak efisien untuk pengetahuan. Baik untuk komprehensi, aplikasi, dan analisa. Sangat baik untuk tingkat sintesis dan evaluasi. Sampling isi/bahan Menggunakan jumlah item yang banyak, dapat mencakup atau mewakili bahan pelajaran yang luas. Menggunakan jumlah soal yang relatif kecil, hanya mencakup bahan yang terbatas tidak mewakili isi bahan yang luas. Persiapan membuat soal Mempersiapkan item adalah yang sukar dan memakan waktu. Mempersiapkan item yang baik adalah sukar, tetapi lebih mudah daripada mempersiapkan soal objektif. Penskoran Objektif, sederhana, dan keandalannya tinggi. Subjektif, sukar, dan kurang andal. Kemungkinan Mendorong siswa untuk mengingat, menginterpretasikan, dan menganalisa ide-ide orang lain. Mendorong siswa untuk mengorganisasi dan mengintegrasikan ide-idenya sendiri. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara. Purwanto, Ngalim. 2013. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. Lokasi OP4by.
  • zho85pca6k.pages.dev/138
  • zho85pca6k.pages.dev/585
  • zho85pca6k.pages.dev/201
  • zho85pca6k.pages.dev/377
  • zho85pca6k.pages.dev/202
  • zho85pca6k.pages.dev/109
  • zho85pca6k.pages.dev/413
  • zho85pca6k.pages.dev/220
  • kelebihan dan kekurangan tes objektif