SalamAgent of Change! Postingan saya kali ini adalah terkait dengan tugas Bentang Sosial Budaya Masyarakat Jawa semester 1, dimana saya diminta oleh dosen mata kuliah ini untuk membuat sebuah artikel mengenai bagaimana pelestarian (uri-uri) kebudayaan yang ada di masyarakat khususnya kebudayaan suku bangsa Jawa di Indonesia. Rejang Lebong, Bengkulu ANTARA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek memberikan apresiasi upaya pelestarian aksara kaganga milik suku Rejang di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, yang dilakukan kalangan masyarakat setempat. "Kami dari Kemendikbud sangat menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan ini, tidak banyak komunitas atau kelompok-kelompok anak muda yang punya inisiatif dan semangat untuk melestarikan warisan budaya," kata Ratna Yunasih Staf Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek d isela-sela kegiatan pelatihan aksara kaganga di Rejang Lebong, Sabtu. Dia mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus daerah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara AMAN Rejang Lebong tersebut sebagai upaya untuk melestarikan salah satu warisan budaya mereka agar tidak punah yakni aksara kaganga. Melalui kegiatan yang bertemakan merawat aksara kaganga Rejang ini, kata dia, mereka mencoba untuk mengenalkannya kembali aksara kaganga kepada anak-anak muda serta berupaya melakukan revitalisasi maupun bekerjasama dengan dinas pendidikan dan kebudayaan setempat menguatkan muatan lokal yang terkait dengan aksara kaganga itu. "Kami berharap tindaklanjutnya nanti berjalan sehingga anak-anak muda dan anak-anak di sini mengenal dan juga bisa mulai dari membaca, menulis dan mengartikan tulisan kaganga itu di kehidupan mereka sehari-hari. Kalau secara lisan mereka masih memakai bahasa Rejang tetapi untuk menuliskannya itu yang kurang," terangnya. Baca juga Mendikbud Pelestarian aksara Jawa mutlak dilakukan Sementara itu Pengurus Daerah AMAN Rejang Lebong Khairul Amin mengatakan, kegiatan pelatihan atau workshop merawat aksara kaganga yang mereka laksanakan ini diikuti oleh 40 anak muda yang berasal dari lima desa adat atau kutei di Rejang Lebong yakni Kutei Cawang An, Kayu Manis, Lubuk Kembang, Air Lanang dan Kutei Seguring. "Aksara kaganga ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Aksara kaganga ini juga sudah diakui oleh ilmuwan luar negeri sebagai salah satu bahasa tertua yang ada di dunia," kata dia. Menurut dia, pada kegiatan pelatihan yang mereka gelar selama dua hari 10-11 Juni 2023 menampilkan pemateri dari Direktorat KMA Kemendikbudristek, kemudian dari Badan Musyawarah Adat BMA Rejang Lebong dan dari Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu, di mana para pesertanya diberikan pengetahuan tentang sejarah suku Rejang dan aksara kaganga, kemudian penyebarannya termasuk sejarah empat marga dalam suku Rejang. "Tujuan kegiatan kita ini untuk melestarikan adat dan budaya suku Rejang. Mereka ini kami berikan pelatihan menulis dan membaca aksara kaganga layaknya pelajaran di sekolah namun metode yang kita gunakan lebih praktis dan mudah dimengerti," demikian Khairul Amin. Baca juga Pelestarian aksara Nusantara perlu dukungan digitalisasi Baca juga Ratusan peserta ikuti Bulan Bahasa Aksara dan Sastra Bali di Badung Baca juga Amrih, pelopor digitalisasi aksara Jawa di YogyakartaPewarta Nur MuhamadEditor Triono Subagyo COPYRIGHT © ANTARA 2023 Salah satu bagian dari Agung Sedayu Group, Amantara, kembali mengadakan webinar dengan judul "Preserving Culture and Heritage Through Retail", Jumat (19/11/2021).Webinar ini mengangkat latar belakang warisan budaya sebagai topik utama.. Sejumlah narasumber dihadirkan pada webinar tersebut, antara lain CEO Hotels and Malls Divisi 2 Agung Sedayu Group Natalia Kusuomo
- Peninggalan bersejarah ada banyak jenisnya dan manfaatnya. Maka generasi penerus harus menghargai dan melestarikan peninggalan bersejarah. Bagaimana sikapmu untuk menghargai dan melestarikan peninggalan bersejarah?Upaya pelestarian peninggalan bersejarah Mengutip Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, cara untuk menghargai peninggalan bersejarah agar tetap lestari adalah Memelihara peninggalan bersejarah sebaik-baiknya Melestarikan benda bersejarah agar tidak rusak, baik oleh faktor alam atau buatan Tidak mencoret-coret benda peninggalan bersejarah Turut menjaga kebersihan dan keutuhan Wajib menaati tata tertib yang ada di setiap tempat peninggalan bersejarah Wajib menaati peraturan pemerintah dan tata tertib yang berlaku Menjaga kebersihan dan keindahan Perlindungan terhadap peninggalan bersejarah seperti situs-situs atau benda-benda sejarah perlu dilakukan. Pemerintah telah melakukan perawatan dan pemugaran terhadap peninggalan bersejarah. Selain pemerintah, pihak swasta juga turut membantu pelestarian. Apabila ada yang melakukan pelanggaran yang merugikan upaya pelestarian peninggalan bersejarah, harus dijatuhi sanksi. Baca juga Manfaat Peninggalan Bersejarah Contoh upaya pelestarian peninggalan bersejarah Upaya pelestarian peninggalan bersejarah dapat dilakukan sesuai dengan bentuk dan jenis peninggalan bersejarah. Contoh cara melestarikan bentuk peninggalan bangunan adalah Menjaga kebersihan di dalam dan di luar bangunan Menjaga dan merawat peninggalan berupa peralatan dan perlengkapan Mencegah dari kerusakan-kerusakan karena alam atau tangan manusia Contoh cara melestarikan bentuk peninggalan kesenian adalah Mengadakan acara secara rutin oleh pemerintah setempat Menjadikan acara kebanggaan masyarakat setempat Menjadikan ikon wisata untuk menarik wisatawan Mempromosikan kesenian Memasukkan ke dalam mata pelajaran kesenian di sekolah setempat Mengadakan festival atau lomba Membina kelompok kesenian Mengabadikan kesenian dalam bentuk buku atau rekaman Baca juga Sumber Sejarah Primer dan Sekunder Cagar budaya Pemerintah Indonesia melakukan salah satu upaya perlindungan terhadap peninggalan bersejarah melalui Undang-undang RI Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Perlindungan itu dilakukan karena cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa, sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia. Pelestarian dilakukan karena keberadaannya penting bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sehingga perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional. Baca juga Pentingnya Belajar Sejarah Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat benda, bangunan, struktur, situs dan kawasan yang dikelola pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pelestarian cagar budaya bertujuan untuk Melestarikan warisan budaya bangsa dan warisan umat manusia Meningkatkan harkat dan martabat bangsa Memperkuat kepribadian bangsa Meningkatkan kesejahteraan rakyat Mempromosikan warisan budaya bangsa kepada masyarakat internasional Upaya pelestarian meliputi pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya di darat dan di air. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
informasi sosial, budaya dan seni. Hal tersebut tentunya akan membawa dampak positif maupun dampak negatif dalam berbagai bidang. Nilai-nilai budaya barat dengan mudahnya masuk melalui berbagai media informasi yang kadang-kadang ditiru habis-habisan terutama oleh para remaja atau generasi muda Indonesia.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Projek penguatan profil pelajar pancasila P5 adalah salah satu ciri dari keterlaksaannya Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan. Dengan adanya projek P5 ini diharapkan peserta didik akan mempunyai sebuah identitas sebagai pelajar pancasila. Dalam pelaksanaannya, projek P5 ini terdapat tujuh tema projek dalam sebuah jenjang pendidikan. Salah satu tema yang menarik untuk diangkat adalah tema Kearifan Lokal. Kearifan lokal erat kaitannya dengan warisan budaya di suatu tempat. Misalnya di kota Surakarta, yang dikenal sebagai kota budaya dengan warisan tradisional yang masih kental dan budaya keraton yang masih dipegang dengan erat. Dengan mengambil tema kearifan lokal, peserta didik dapat memilih topik yang diinginkan yang masih berbau tradisional, seperti arsitektur bangunan tradisional, permainan tradisional, perabot tradisional, filosofi makanan tradisional, dan sebagainya. Dengan diambilnya tema ini, peserta didik dapat mengeksplorasi kebudayaan kota Surakarta dari berbagai sisi. Misalnya, jika peserta didik mengambil topik arsitektur bangunan tradisional, maka peserta didik akan mendapatkan banyak kesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah di kota Surakarta, seperti Keraton Surakarta, Masjid Agung Surakarta, Mangkunegaran, Istana Heritage Batik Keris Omah Lowo, Pasar Gedhe, Pasar Triwindhu, dan lain sebagainya. Peserta didik dapat mewawancarai tokoh yang bertanggungjawab terhadap bangunan tersebut untuk medapatkan informasi yang diinginkan, misalnya mulai dari sejarah pembangunannya, gaya arsitekturnya, filosofi bangunannya, dan masih banyak lagi. Dengan demikian, peserta didik mendapatkan banyak pengetahuan dimana pengetahuan tersebut merupakan hasil eksplorasinya atau pengalamannya sendiri, yang tentu saja sejalan dengan apa yang diharapkan dalam kurikulum merdeka. Selain tentang arsitekturnya, kota Surakarta juga memiliki banyak makanan tradisional yang menjadi makanan khas kota Surakarta. Sebut saja selat solo, sate kere, tengkleng, dll. Dengan dikenalkannya makanan-makanan tradisional di era sekarang tentu akan sangat menyenangkan untuk dipelajari dan dilestarikan. Remaja saat ini dikenal lebih mengutamakan "tempat makan" yang cozy dan kekinian daripada "rasa makanan" itu sendiri tentu harus diperkenalkan dengan makanan ataupun jajanan tradisional khas kota Surakarta agar para remaja dapat merasakan bahwa makanan tradisional tidak kalah cita rasanya dengan makanan kekinian yang sudah terpengaruh dengan budaya luar. Hal ini bertujuan agar makanan tradisional yang khas ini tidak lekang tergerus zaman yang serba modern karena masih terus memiliki peminat di berbagai kalangan. Topik ketiga yang tak kalah menarik perhatian saat ini adalah permainan tradisional. Permainan tradisional di Pulau Jawa, terkhusus Jawa Tengah dan di kota Solo memiliki makna filosofis yang dalam. Permainan tradisional diharapkan masih akan terus dilestarikan ditengah gempuran digital yang membuat manusia jadi "malas bergerak" karena serba otomatis. Beberapa permainan tradisional yang masih dapat ditemui saat ini adalah congklak, egrang, jamuran, ataupun cublak-cublak suweng. Dengan adanya projek P5 ini, peserta didik berkesempatan untuk mewawancarai narasumber yang tepat di bidangnya tentang makna apa yang tersembunyi di balik diciptakannya permainan tersebut. Dengan demikian, peserta didik mengalami pengalaman nyata yang akan membekas di benaknya sehingga akan diamalkan ke masih ada beberapa topik yang dapat dibahas terkait dengan kearifan lokal kota Surakarta. Namun, dari sedikit uraian di atas dapat dikatakan bahwa adanay projek P5 yang dicanangkan pemerintah dalam kurikulum merdeka mempunyai dampak yang signifikan terhadap perubahan dan pengalaman peserta didik. Peserta didik yang bertindakdan terjun ke lapangan secara langsung tentu mempunyai pengalaman yang berkesan yang akan diingat dalam waktu yang lama. Jika terkait dengan kearifan lokal ini, peserta didik diharapkan dapat melestarikan seluruh warisan budaya yang ada, terkhusus di kota Surakarta, sehingga dapat dinikmati untuk generasi berikutnya. Lihat Pendidikan Selengkapnya
Melestarikanwarisan budaya bangsa dan warisan umat manusia Meningkatkan harkat dan martabat bangsa Memperkuat kepribadian bangsa Meningkatkan kesejahteraan rakyat Mempromosikan warisan budaya bangsa kepada masyarakat internasional Upaya pelestarian meliputi pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya di darat dan di air. › Warisan budaya tak benda dinilai sebagai jaminan terwujudnya pembangunan berkelanjutan. Ini diakui dalam Konvensi untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO. Kompas/Bahana Patria Gupta Wisatawan memilih noken di sentra penjualan noken di Jalan Yos Sudarso, Kabupaten Nabire, Papua, Rabu 28/4/2021. Noken yang merupakan tas khas Papua dan telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO itu dijual dari harga Rp hingga jutaan rupiah, tergantung ukuran serta bahan material yang KOMPAS — Warisan budaya tak benda berkaitan erat dengan pembangunan berkelanjutan. Kearifan lokal yang terkandung dalam warisan budaya mengajarkan masyarakat untuk mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan dan mendorong kohesi tersebut mengemuka pada diskusi daring ”Intangible Cultural Heritage ICH dan Pembangunan Berkelanjutan” oleh Center for Heritage Conservation CHC, Departemen Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Jumat 21/5/2021. Diskusi ini merupakan bagian dari rangkaian kuliah daring musim panas yang mereka adakan tahun ini. Antropolog dari Belanda Sandra Niessen mengatakan, wastra yang dibuat dengan cara tradisional merupakan cermin praktik produksi berkelanjutan, seperti ulos, wastra khas Sumatera Utara. Pemerintah Sumut pun mengusulkan ulos sebagai warisan budaya tak benda yang diakui UNESCO pada kita bersama menjaga keunikan itu budaya sehingga bermanfaat bagi pembangunan negara.”Ulos ibarat madu, sementara penenunnya adalah lebah. Mereka mengumpulkan material ulos dari lingkungan terdekat, misalnya kayu pohon untuk membuat alat tenun, lalu tanaman lokal untuk mewarnai dan memintal benang. Wastra dibuat sesuai daya dukung lingkungan,” ucap Niessen yang mempelajari tradisi tenun khas Batak selama lebih dari 40 WISMI WARASTRI Nuriyana br Tobing kiri dan Peligia br Manurung kanan menyelesaikan pekerjaan menenunnya di Galeri Ulos Sianipar di Medan, Jumat, 26/2/2021. Setelah sempat tidah bekerja, para penenun kini kembali samping itu, ulos diproduksi dengan pengetahuan yang diperoleh secara turun-temurun. Warga umumnya membuat ulos dengan melibatkan anak cucu. Menurut Sandra, di situ ada proses transfer warisan budaya, peningkatan keterampilan, dan edukasi untuk menghormati orang yang lebih juga Pembangunan Perlu Disesuaikan dengan Kebudayaan MasyarakatUlos juga mencerminkan produk berbasis komunitas. Menurut dia, variasi desain ulos ditemukan secara organik oleh warga lokal, kemudian disetujui bersama. Aturan memakai ulos juga ditentukan menurut kesepakatan masyarakat.”Penenun tradisional itu menenun lingkungan, pengetahuan, komunitas, dan sejarah. Ada banyak lapisan identitas pada ulos. Itu sebabnya kemungkinan ulos dibuang sangat kecil, tidak seperti komoditas industri lain,” kata WISMI WARASTRI Suasana Galeri Ulos Sianipar di Medan, Jumat, 27/2/2021. Setelah sempat tutup akibat pandemi, galeri kembali buka dan mulai merambah penjualan melalui toko YouGov pada 2017 memperlihatkan 29 persen dari responden di Indonesia membuang sepotong pakaian yang hanya digunakan sekali. Sebanyak 15 persen responden membuang setidaknya tiga pakaian yang dikenakan juga Pandemi Sadarkan bahwa Kebudayaan Bisa Topang Pangan dan KesehatanPeran komunitasMenurut Profesor Bakti Setiawan dari Departemen Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik UGM, pelestarian warisan budaya tak benda memerlukan peran masyarakat. Warga lokal perlu diberdayakan dengan pemberian otonomi untuk mengelola sumber daya alam di lingkungan tersebut bisa mencegah eksploitasi sumber daya alam berlebihan karena masyarakat umumnya memiliki kearifan lokal untuk mengelola alam secara ialah sasi di timur Indonesia yang mengatur pengelolaan wilayah perairan. Masyarakat harus mematuhi aturan tersebut. Pelanggar akan diberi sanksi, baik fisik maupun nonfisik. Sasi telah terdaftar sebagai warisan budaya tak benda yang dikelola Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan perempuan dengan gedogan alat tenun tradisional merampungkan pembuatan tenun ikat khas Baduy di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu 27/1/2021. ”Otonomi perlu diberikan agar mereka bisa mengatur sumber daya alamnya sendiri. Ini penting untuk menjaga biodiversitas alam. Hal ini juga memberi peluang menyejahterakan warga lokal,” kata dan sejarawan seni dari Taipei National University of Arts, Taiwan, Kay Chiang, mengatakan, batik merupakan contoh warisan budaya tak benda yang lestari karena partisipasi masyarakat. Batik tidak hanya dilestarikan oleh perajin, tetapi juga institusi pendidikan, pemerintah, dan masyarakat umum dengan mengenakannya menambahkan, batik kini tidak hanya punya fungsi sosial dan budaya. Batik berkembang menjadi kegiatan ekonomi yang memberdayakan masyarakat.”Batik berpotensi besar sebagai pendekatan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Inti dari pembangunan berkelanjutan adalah mempertahankan, bahkan memperluas partisipasi masyarakat dalam interpretasi budaya,” kata CITRA ANUGRAHANTO Dua pekerja dari Batik Sidomukti 0,0 KM Giriloyo sedang mewarnai batik bermotif budaya Papua, di Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu 2/10/2019.Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, sebagai negara dengan lebih dari pulau, Indonesia punya warisan budaya yang kaya. Ini bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan ekonomi kreatif nasional. ”Tugas kita bersama untuk menjaga keunikan itu budaya sehingga bermanfaat bagi pembangunan negara,” juga Pelestarian Batik Tidak Boleh Putus Upayapelestarian warisan budaya yang sesuai informasi tersebut adalah . A. mengajarkan wayang pada mata pelajaran bahasa Jawa B. membuat lembaga yang bertugas menjaga kelestarian wayang C. menggunakan wayang sebagai media pembelajaran di kelas D. membuat peraturan yang mewajibkan sekolah mengajarkan wayang Iklan Ada pertanyaan lain?
1 Mempelajari budaya. Para perajin ulos di Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi, Sumatra Utara. (Dok: Kemenparekraf) Renny adalah seorang pengusaha ulos tenun yang melestarikan budaya lewat kain tradisional. Ia menyadari, bahwa dengan mempelajari budaya tentu dapat melestarikan budaya. Untuk mempelajarinya, Renny bahkan harus mencari
LVxk0.
  • zho85pca6k.pages.dev/233
  • zho85pca6k.pages.dev/196
  • zho85pca6k.pages.dev/18
  • zho85pca6k.pages.dev/426
  • zho85pca6k.pages.dev/111
  • zho85pca6k.pages.dev/555
  • zho85pca6k.pages.dev/243
  • zho85pca6k.pages.dev/257
  • upaya pelestarian warisan budaya yang sesuai informasi tersebut adalah